Saban hari, disetiap senja pada sebuah beranda rumah.
Seorang gadis duduk tepekur menantimu menyapanya atau sekedar tersenyum tipis.
Jika disenja hari ia tak menemukanmu, maka ia akan melanjutkan menantimu hingga malam tiba di bawah cahaya lampu kuning yang temaram.
Tapi, jangankan sapamu, bahkan senyum tipismu pun tak pernah hadir untuknya lagi. Kau berlari dari hatinya yang sudah terlanjur menetap untukmu.
Mungkin ia gadis
yang bodoh, tetap menantimu saban hari disetiap senjanya. Meski kau sudah memporak porandakan perasaannya.
Tentunya kau masih ingat, ia seperti itu karenamu.
Dulu, ketika hatinya baik-baik saja kau hadir seolah menawarkan banyak mimpi indah, "Ikuti jejakku dan kau takkan kesepian" ucapmu.
Setelah ia terlampau jauh mengikutimu, tiba-tiba kau mengakhiri perjalanan itu tanpa ia tahu. Membuatnya kehilangan jejaknya sendiri, tertatih mencari kemana selanjutnya langkahmu.
Ia bersusah payah untuk memperbaiki langkahnya, mencoba kembali pada jejaknya sendiri yang sudah terpauh jauh dijatuhkanmu.
Hari ini langkahnya mulai membaik, takkan kau temui lagi seorang gadis yang saban hari menantimu. Mungkin lukanya membaik tapi ingatan tentangmu akan melekat dalam pikirannya. Silahkan pergi dan jangan sapa ia lagi, itu saja.
Oleh : Kiky Sastrawan
Assalamu'alaikum
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
San
San Titik katamu Kisah ini telah mencapai titiknya Padahal koma pun belum ku temukan diantara kisah kita Tapi kau sudah terburu-buru memberi...
-
Ketika ku hentikan mata ini dari terpejam, ku lihat indahnya hari. Sebab, hari ini kembali terulang. Ketika mataku terarah ke langit, ku lih...
-
Mari istirahatkan sejenak jiwa ragamu di tempatku biasa berpijak Karena rumahku adalah rumahmu Dan rumahmu adalah rumahku Rumahmu dijaja...
No comments:
Post a Comment